ELEKTROKARDIOGRAM (EKG
- Views
850
connect to download
READ PAPER
ELEKTROKARDIOGRAM (EKG
ELEKTROKARDIOGRAM (EKG)
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Elektrokardiograpi (EKG) adalh pemantulan aktipitas
listrik dari serat-serat otot jantung secarra goresan. Dalam perjalanan abad
ini ,rekaman EKG sebagai cara pemeriksaan tidak infsif, sudah tidak dapat lagi
di hilang kan dari klinik .sejak di introduksi nya galvanometer berkawat
yang di ciptakan oleh Einthoven dalam tahun 1903 ,galvanometer berkawat ini
merupakan suatu pemecahan rrekor perangkat sangat peka dapat merekam setiap
perbedaan tegangan yang kecil sebesar milivolt .perbedaan tegangan ini terjadi
pada lupan dan imbunan dari serat-serat otot jantung perbedaan tegangan ini di
rambat kan kepermukaan tubuh dan di teruskan ke sandapan-sandapan dan kaawat
keperangkat penguat EKG . aktifitas listrik mendahului penguncupan sel otot.
Tidak adaperangkat pemeriksaan sedehana yang begitu banyak mengajar pada
kita mengenai fungsi otot jantung selain di EKG dengan demikian masalah-masalah
diagnistik penyakit jantung dapat di pecah kan dan pada giliran nya
pengobotan akan lebih sempurna. Namun kita perlu di beri peringatan bahwa
EKG itu walaupun memmberikan banyak masukan ,tetapi hal ini tak berarti tanpa
salah .
B.
Rumusan Masalahan
1.
Apa pengertian EKG? 2.
Apa tujuan dari pemasangan EKG? 3.
Bagaimana indikasi dari pemasangan EKG? 4.
Apa saja macam gelombang EKG dan bagaimann makna dari
gelombang tersebut? 5.
Bagaimana prosedur pelaksanaan pemeriksaan EKG? 6.
Dimana letak sandapan pada EKG?
A. Pengertian
Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang dibuat oleh sebuah
lektrokardiograf, yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu. Namanya
terdiri atas sejumlah bagian yang berbeda:
elektro
, karena berkaitan dengan elektronika,
kardio
, kata Yunani untuk jantung,
gram
, sebuah akar Yunani yang berarti "menulis".
Elektrokardiogram atau yang biasa kita sebut dengan EKG merupakan rekaman
aktifitas kelistrikan jantung yang ditimbulkan oleh sistem eksitasi dan
konduktif khusus jantung. Jantung normal memiliki impuls yang muncul dari
simpul SA kemudian dihantarkan ke simppul AV dan serabut purkinje. Perjalanan
impuls inilah yang akan direkam oleh EKG sebagai alat untuk menganalisa
kelistrikan jantung. Dalam EKG perlu diketahui tentang sistem konduksi (listrik
jantung), yang terdiri dari:
1. SA Node ( Sino-Atrial Node )
Terletak dibatas atrium kanan (RA) dan vena cava superior
(VCS). Sel-sel dalam SA Node ini bereaksi secara otomatis dan teratur
mengeluarkan impuls (rangsangan listrik) dengan frekuensi 60 - 100 kali
permenit kemudian menjalar ke atrium, sehingga menyebabkan seluruh atrium
terangsang.
2. AV Node (Atrio-Ventricular
Node)
Terletak di septum internodal bagian sebelah kanan,
diatas katup trikuspid. Sel-sel dalam AV Node dapat juga mengeluar¬kan impuls
dengan frekuensi lebih rendah dan pada SA Node yaitu : 40 - 60 kali permenit.
Oleh karena AV Node mengeluarkan impuls lebih rendah, maka dikuasai oleh SA
Node yang mempunyai impuls lebih tinggi. Bila SA Node rusak, maka impuls akan
dikeluarkan oleh AV Node.
3. Berkas His
Terletak di septum interventrikular dan bercabang 2,
yaitu :
1. Cabang berkas kiri ( Left Bundle Branch) 2. Cabang berkas
kanan ( Right Bundle Branch ) Setelah melewati kedua cabang ini, impuls akan
diteruskan lagi ke cabang-cabang yang lebih kecil yaitu serabut purkinye.
4. Serabut Purkinye
Serabut purkinye ini akan mengadakan kontak dengan
sel-sel ventrikel. Dari sel-sel ventrikel impuls dialirkan ke sel-sel yang
terdekat sehingga seluruh sel akan dirangsang. Di ventrikel juga tersebar
sel-sel pace maker (impuls) yang secara otomatis engeluarkan impuls dengan
frekuensi 20 - 40 kali permenit.
B. Tujuan dan Indikasi
Beberapa tujuan dari penggunaan EKG adalah : 1. Untuk
mengetahui adanya kelainan-kelainan irama jantung/disritmia 2.
Kelainan-kelainan otot jantung 3. Pengaruh/efek obat-obat jantung 4. Ganguan
-gangguan elektrolit 5. Perikarditis 6. Memperkirakan adanya pembesaran
jantung/hipertropi atrium dan ventrikel 7. Menilai fungsi pacu jantung.
Indikasi dari penggunaan EKG Elektrokardiogram tidak menilai kontraktilitas jantung
secara langsung. Namun, EKG dapat memberikan indikasi menyeluruh atas
naik-turunnya suatu kontraktilitas. Analisis sejumlah gelombang dan vektor
normal depolarisasi dan repolarisasi menghasilkan
informasi diagnostik yang penting.
Merupakan standar emas untuk
diagnosis aritmia jantung
EKG memandu tingkatan terapi dan risiko untuk pasien yang
dicurigai ada infark otot jantung akut
EKG membantu menemukan gangguan elektrolit (mis. hiperkalemia dan hipokalemia)
EKG memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi (mis. blok cabang berkas kanan
dan kiri)
EKG digunakan sebagai alat tapis penyakit jantung iskemik selama uji stres jantung
EKG kadang-kadang berguna untuk mendeteksi penyakit bukan
jantung (mis. emboli paru atau hipotermia)
[3]
C. Macam dan Makna Gelombang EKG
Bentuk Gelombang.
Dalam satu gelombang EKG ada yang disebut titik, interval dan
segmen. Titik terdiri dari titik P, Q, R, S, T dan U (kadang sebagian referensi
tidak menampilkan titik U) sedangkan Interval terdiri dari PR interval, QRS
interval dan QT interval dan Segmen terdiri dari PR segmen, dan ST segmen.
Elektrokardiogram tediri atas sebuah gelombang P, sebuah
kompleks QRS dan sebuah gelombang T. Seringkali kompleks QRS itu terdiri atas
tiga gelombang yang terpisah, yakni gelombang Q, gelombang R dan gelombang S,
namun jarang ditemukan. Sinyal EKG terdiri atas : 1. Gelombang P, terjadi
akibat kontraksi otot
atrium
, gelombang ini relatif kecil karena otot
atrium
yang relatif tipis. 2. Gelombang QRS, terjadi akibat
kontraksi otot ventrikel yang tebal sehingga gelombang QRS cukup tinggi. Gelombang
Q merupakan depleksi pertama kebawah. Selanjutnya depleksi ke atas adalah
gelombang R. Depleksi ke bawah setelah gelombang R disebut gelombang S. 3.
Gelombang T, terjadi akibat kembalinya otot ventrikel ke keadaan listrik
istirahat (repolarisasi)
Pembentukan Gelombang
Ketika impuls dari nodus SA menjalar di kedua atrium, terjadi
depolarisasi dan repolarisasi di atrium dan semua sadapan merekamnya sebagai
gelombang P defleksi positif, terkecuali di aVR yang menjauhi arah aVR sehingga
defleksinya negatif. Setelah dari atrium, listrik menjalar ke nodus AV, berkas
His, LBB dan RBB, serta serabut purkinje. Selanjutnya, terjadi depolarisasi di
kedua ventrikel dan terbentuk gelombang QRS defleksi positif, kecuali di aVR.
Setelah terjadi depolarisasi di kedua ventrikel, ventrikel kemudian mengalami
repolarisasi. Repolarisasi di kedua ventrikel menghasilkan gelombang T defleksi
positif di semua sadapan, kecuali di aVR. (F. Sangadji)
Elektrokardiogram normal terdiri dari sebuah gelombang P ,
sebuah “ kompleks QRS “ ,
dan sebuah gelombang T. kompleks QRS sebenarnya tiga gelombang
tersendiri, gelombang Q, gelombang R, gelombang S, ke semuanya di sebabkan oleh
lewatnya impuls jantung melalui ventrikel ini. Dalam elektrokardigram yang
normal, gelombang Q, dan S sering sangat menonjol dari pada gelombang R dan
kadang kadang benar benar absen , tetapi walau bagaimanapun gelombang ini masih
di kenal sebagai kompleks QRS atau hanya gelombang QRS. Gelombang P di sebabkan
oleh arus listrik yang di bangkitkan sewaktu atrium mengalami depolarisasi
sebelum berkontraksi , dan kompleks QRS di sebabkan oleh arus listrik yang di
bangkitkan ketika ventrikel mengalami depolarisasi sebelum berkontraksi.
Oleh karna itu, gelombang P dan komponen komponen kompleks QRS adalah gelombang
depolarisasi. Gelombang T di sebabkan oleh arus listrik yang di bangkitkan
sewaktu ventrikel kembali dari keadaan depolarisasi.
Durasi atau Interval Gelombang
a.
Interval P-Q atau Interval P-R
Lama waktu antara permulaan gelombang P dan permulaan
gelombang QRS adalah interval waktu antara permulaan kontraksi ventrikel.
Periode ini disebut sebagai interval P-Q. Interval P-Q normal adalah kira-kira
0,16 detik. Kadang-kadang interval ini juga disebut sebagai interval P-R sebab
gelombang Q sering tidak ada.
Interval Q-T
Kontraksi ventrikel berlangsung hampir dari permulaan
gelombang Q sampai akhir gelombang T. Interval ini juga disebut sebagai
interval P-R sebab gelombang Q sering tidak ada. Sinyal EKG ini memiliki sifat-
sifat khas yang lain yaitu: Amplitudo rendah (sekitar 10μV
–
10mV) dan frekuensi rendah (sekitar 0,05
–
100Hz).
Nilai-nilai EKG Normal
1. Gelombang P yaitu depolarisasi atrium
.
a.
Nilai-normal ; lebar <> b.
Tinggi <0,25> c.
Bentuk + ( ) di lead I, II, aVF, V2 - V6 d.
- ( ) di lead aVR e.
+ atau - atau + bifasik ( ) di lead III, aVL, V1
3.
Kompleks QRS yaitu depolarisasi dan ventrikel, diukur dari
permulaan gelombang QRS sampai akhir gelombang QRS Lebar 0,04 - 0,10 detik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar